BAB 4 Perumusan Masalah


Latar Belakang
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang perumusan masalah, diantaranya:
·         Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
·         Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, asosiatif
1.      Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
2.      Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3.      Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1. Tujuan Perumusan Masalah :
1)      sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2)    sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3)      sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4)     dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian
2. Ciri - ciri Masalah Yang Baik 
Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah yang baik, yaitu:
Mempunyai Nilai Penelitian
Dalam sebuah penelitian, masalah yang sedang diteliti hendaknya mempunyai nilai penelitian. Dikatakan mempunyai nilai penelitian apabila masalah yang akan diteliti pada akhir penelitian dapat memberikan manfaat dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Dalam memilih masalah yang baik peneliti harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1.      Masalah harus mempunyai keaslian
Sebuah masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang up to date. Maksudnya adalah masalah yang diteliti belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain. Masalah juga harus mempunyai nilai ilmiah atau  aplikasi ilmiah, sehingga penelitian akan semakin berkualitas. Selain itu, masalah yang diteliti boleh jadi adalah masalah-masalah yang terlewatkan dari perhatian masyarakat selama ini atau bias juga masalah yang akan memunculkan sebuah teori baru.
2.      Masalah harus menyatakan suatu hubungan
            Masalah yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara variabel-variabel tertentu yang saling berkaitan. Hal ini perlu diperhatikan agar penelitian yang dilakukan lebih bermakna. Biasanya variabel-variabel yang dipakai untuk mewakili unsur-unsur yang ada dalam penelitian dilambangkan dengan huruf X, Y, dan Z.
3.      Masalah harus merupakan hal yang penting
            Masalah yang diteliti haruslah merupakan hal yang penting dan bukan masalah yang sepele untuk diteliti. Karena diharapkan hasil akhir dari penelitian adalah sebuah fakta dan kesimpulan yang dapat bermanfaat di sebuah bidang tertentu dan dapat diterbitkan di jurnal ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, hasil penelitian juga dapat menjadi bahan referensi dalam menyusun buku-buku teks.
4.      Masalah harus dapat diuji
Seorang peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah yang akan diteliti hendaknya adalah  masalah yang dapat diuji. Sebaiknya masalah yang dipilih adalah masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan uji empirisnya. Hal ini dimaksudkan agar penelitian agar penelitian dapat dilihat secara jelas hubungan antar variabel yang saling berkaitan dalam masalah yang sedang diteliti dan dapat tentu saja dapat diukur.
5.      Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah yang menarik adalah masalah yang dapat menimbulkan pertanyaan. Tapi peneliti juga harus dapat menggambarkan masalah yang sedang diteliti dengan jelas, sehingga tidak membingungkan orang yang membacanya dan dapat dilakukan uji untuk menyatakan jawaban dan kebenarannya.
6.      Mempunyai fisibilitas
Masalah yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berguna dan tidak sia-sia. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti, yaitu:
a.       Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia. Peneliti haruslah memperhatikan ketersediaan data dan metode terhadap masalah yang akan diteliti. Hal ini sangatlah penting, karena digunakan untuk memecahkan masalah. Data dan metode yang akan digunakan hendaknya sudah memiliki standard an ukuran yang jelas, sehingga dapat diukur dan akan menghasilkan sebuah pemecahan yang dapat akurat.
b.      Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan. Biaya adalah faktor yang diboleh dilupakan oleh seorang peneliti pada saat akan melakukan penelitian. Seorang peneliti harus bisa memperkirakan biaya yang akan dikeluarkannya dalam penelitian. Biaya yang terlalu besar dalam penelitian akan dapat memberatkan peneliti dan dianggap kurang fleksibel.
c.       Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar. Seorang peneliti harus dapat memperkirakan waktu yang akan digunakan dalam penelitiannya. Sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang tidak memakan waktu yang terlalu lama karena akan tidak efektif.
d.      Biaya dan hasil harus seimbang. Penelitian yang baik adalah penelitian yang antara hasil yang diperoleh dengan biaya memiliki porsi yang seimbang. Hal ini penting karena penelitian harus tetap memperhitungkan efisiensi di dalammya.
e.       Administrasi dan sponsor yang kuat. Masalah yang akan diteliti haruslah memiliki administrasi dan sponsor yang kuat. Hal ini cukup penting karena penelitian tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari siapa pun dan seorang pembimbing.
f.       Tidak bertentangan dengan hukum dan adat. Masalah yang dipilih untuk diteliti hendaknya tidak bertentangan dengan hukum dan adat yang berlaku di masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan oleh peneliti karena akan berpengaruh pada keberlangsungan proses penelitian.
g.      Equipment dan kondisi harus memungkinkan. Seorang peneliti harus memperhatikan kondisi pada saat akan melakukan penelitian. Penelitian hendaknya dilakukan pada saat kondisi yang sedang kondusif agar dapat berjalan lancar. Tidak hanya itu, peralatan yang dibutuhkan pada saat penelitian juga harus diperhatikan. Sebaiknya penelitian menggunakan alat-alat yang mudah ditemukan dan diperoleh.
7.      Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
Masalah yang akan diteliti hendaknya dalah masalah yang nantinya akan dapat dipecahkan oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan tidak terhenti di tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang peneliti untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia. Untuk itu, peneliti harus memperhatikan beberapa hal berikut:
a.       Menarik bagi peneliti
Masalah yang diteliti hendaknya menarik bagi peneliti. Hal ini penting agar peneliti merasa tertantang untuk melakukan penelitian dan berusaha untuk memecahkannya. Sehingga penelitian dapat segera diselesaikan.
b.      Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah yang diteliti harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Pertimbangan ini penting karena akan berpengaruh pada kelancaran dan hasil penelitian. Karena jika peneliti tidak cukup kompeten dalam bidang masalah yang sedang diteliti, maka hasil yang diteliti tidak akan akurat.

3. Sumber Untuk Memperoleh Masalah
Tidak sedikit permasalahan yang harus dipecahkan oleh para peneliti. Masalah dapat ditemukan dari berbagai sumber menurut Nazir (1988: 140-143), antara lain sebagai berikut:

     a.       Pengamatan terhadap alam dan kegiatan manusia
Dengan mengamati kegiatan manusia, peneliti dapat menemukan permasalahannya, misalnya cara kerja di suatu pabrik, tingkat kesehatan di suatu desa, kegiatan belajar mengajar di suatu kelas, dan sebagainya. Demikian juga dalam pengamatan terhadap alam, seperti keadaan tanah, keadaan tanaman, dan sebagainya.
     
     b.      Bacaan
Bacaan disini dapat berupa makalah, atau karya tulis ilmiah. Dalam bacaan tersebut terdapat banyak rekomendasi untuk perbaikan atau perkembangan tindak lanjut dari penelitian yang telah ada. Dari bacaan tersebut akan timbul berbagai permasalahan yang menunggu untuk dipecahakan.

     c.       Ulangan serta perluasan penelitian
Masalah juga dapat ditemukan dari kegiatan pengulangan penelitian yang belum membawa hasil yang memuaskan.

     d.      Cabang studi yang sedang dikerjakan
Masalah dapat timbul tidak hanya dari bidang studi yang sedang digeluti, tetapi dapat timbul dari cabang ilmu yang timbul kemudian. Contohnya, ketika Pasteur meneliti penyakit kolera dengan menyuntik ayam-ayam percobaannya dengan mikroba kolera, pada suatu hari ia kehabisan ayam-ayam sehat. Ia kemudia terpaksa menggunakan ayam-ayam yang pernah kena kolera. Dilihatnya, ayam-ayam tersebut tidak mati akibat suntikan mikroba kolera. Dari percobaan ini ia tertarik akan ketahanan ayam-ayam tersebut dan ia menemukan masalah yang mendorongnya meneliti tentang prinsip-prinsip kekebalan atau imunisasi.

     e.      Pengalaman dan catatan pribadi
Catatan pribadi serta pengalaman pribadi sering merupakan sumber dari masalah penelitian. Dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi ataupun kegiatan profesional dapat merupakan sumber masalah untuk penelitian.

     f.        Praktek serta keinginan masyarakat
Praktek tersebut dapat merupakan tunjuk perasaan, pernyataan-pernyataan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat lokal, daerah maupun nasional.

     g.       Bidang spesialisasi
Dari spesialisasi pada bidang ilmunya, terdapat banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan.

     h.      Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti
Pelajaran yang sedang diikuti dapat merupakan sumber dari masalah penelitian. Diskusi kelas, hubungan antara dosen dengan mahasiswa banyak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih masalah untuk penelitian. Pengaruh staf senior serta ajarannya dapat merupakan sumber masalah bagi mahasiswa yang ingin membuat thesis.

          i.        Diskusi ilmiah
Masalah penelitian dapat juga bersumber dari diskusi-diskusi ilmiah, seminar, serta pertemuan-pertemuan ilmiah. Dalam diskusi tersebut, seorang dapat menangkap banyak analisa ilmiah, serta argumentasi profesional, yang dapat menjurus pada suatu permasalah baru.


4. Cara Merumuskan Masalah 

Perumusan masalah sangat penting dalam rangka memberikan arah pada keseluruhan rencana dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan penelitian, karena rumusan masalah akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang terkandung di dalamnya, sekaligus memberikan petunjuk dalam pengumpulan data. 
Perumusan masalah tersebut juga perlu disertai oleh penyajian latar belakang penelitian. Rumusan dapat berbentuk kalimat tanya atau pernyataan yang jelas dan padat. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam rumusan masalah antara lain adalah sebagai berikut:
  • Rumusan masalah harus menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
  • Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang jelas.
  • Rumusan masalah harus padat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh orang lain.
  • Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan terhadap masalah penelitian.
  • Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis (kesimpulan sementara)
  • Rumusan masalah harus menjadi dasar dalam menentukan tujuan penelitian.
  • Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam mengambil kesimpulan penelitian.
  • Rumusan masalah harus mencerminkan judul penelitian.

BAB 4 Perumusan Masalah BAB 4 Perumusan Masalah Reviewed by fathurohman-blog on 23.36 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.