1. Komponen di dalam Design Penelitian
Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau
pengamatan serta memilih pengukuran,-pengukuran variabel, memilih
prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang telah dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi design dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :
§ Design sampel
§ Design alat (instrument)
§ Design administrasi
§ Design analisis
A. Desain Sampel
Secara
garis besar ada dua desain sample utama, yaitu Desain Probabilitas dan
Desain Non-Probabilitas. Masing-masing kategor mempunyai sub-sub
kategori yang lebih kecil. Dalam pembahasan ini, kita akan mulai dengan
desain probabilitas.
a. Pengambilan Sampel Secara Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Cara
pengambilan sample dengan teknik ini ialah dengan memberikan suatu
nomor yang berbeda kepada setiap anggota populasi, kemudian memilih
sample dengan menggunakan angka-angka random.
Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah peneliti tidak membutuhkan pengetahuan
tentang populasi sebelumnya; bebas dari kesalahan-kesalahan klasifikasi
yang kemungkinan dapat terjadi; dan dengan mudah data dianalisa serta
kesalahan-kesalahan dapat dihitung.
Kelemahan
dalam teknik ini ialah: peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan
yang dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam penentuan
ukuran sample lebih besar.
b. Pengambilan Sampel Secara Random Sistematis (Systematic Random Sampling)
Teknik
ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya teknik ini
menggunakan urut-urutan alami. Caranya ialah pilih secara random dimulai
dari antara angka 1 dan integer yang teredekat terhadap ratio sampling
(N/n); kemudian pilih item-item dengan interval dari integer yang
terdekat teradap ratio sampling.
Keuntungan
menggunakan sample ini ialah peneliti menyederhanakan proses penarikan
sample dan mudah di cek; dan menekan keaneka-ragaman sample.
Kerugiannya
ialah apabila interval berhubungan dengan pengurutan periodic suatu
populasi, maka akan terjadi keaneka-ragaman sample.
c. Pengambilan Sampel Secara Random Bertahap (Random Multistage)
Desain
ini merupakan variasi dari desain di atas tetapi lebih kompleks.
Caranya ialah dengan menggunakan bentuk sample acak dengan
sedikit-dikitnya dua tahap.
Keuntungannya
ialah daftar sample,identifikasi, dan penomoran yang dibutuhkan hanya
untuk para anggota dari unit sampling yang dipilih dalam sample. Jika
unit sampling didefinisikan secara geografis akan lebih menghemat
biayanya.
Kelemahannnya ialah tingkat kesalahan akan menjadi tinggi apabila jumlah sampling unit yang dipilih menurun.
d. Teknik Pengambilan Sampel Secara Random Bertingkat (Stratified Random Sampling)
d.1. Proporsional
Cara
pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling
yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya ialah asepk
representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag
membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya,
sehingga mengurangi keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik
masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat
perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada
proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut
diabaikan maka kesalahan akan muncul.
d.2. Disporposional
Strategi
pengambilan sample sama dengan proporsional. Peberbedaanya ialah
terletak pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit
sampling karena untuk kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian.
e. Teknik Pengambilan Sample Cluster
Strategi
pengambilan sample dilakulan dengan cara memilih unit-unit sampling
dengan menggunakan formulir tertentu sampling acak, unit-unit akhir
ialah kelompok-kelompok tertentu, pilih kelompok-kelompok tertsebut
secara random dan hitung masing-masing kelompok.
Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah jika kluster-kluster didasarkan pada
perbedaan geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah.
Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi.
Kelemahannya
ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-masing anggota
populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan kemungkinan
adanya duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.
f. Teknik Pengambilan Sample Kluster Berstrata (Stratified Cluster)
Cara menyeleksi sample dengan cara memilih kluster-kluster secara random untuk setiap unit sampling. Keuntungannya
ialah mengurangi keaneka-ragaman sampling kluster sederhana.
Kelemahnnya ialah karakteristik-karaketristik kluster bisa berubah
sehingga keuntungnnya dapat hilang karena itu tidak dapat dipakai untuk
penelitiannya berikutnya.
g. Repetisi: Mulitple atau Sequensial (berurutan)
Dua
sample atau lebih dari kluster di atas (F) diambil dengan menggunakan
hasil-hasil dari sample yang lebih dahulu untuk merancang sample-sampel
berikutnya. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah memberikan estimasi
karakteristik populasi ynag memfasilitasi perancangan yang efisien untuk
sample-sampel berikutnya. Kelemahan teknik ini ialah penghitungan dn
analisa akan dilakukan berulang-ulang. Sampling berurutan hanya dapat
digunakan jika suatu sample yang kecil dapat mencerminkan populasinya.
h. Desain Non Probabilitas
h.1. Penilaian (judgment):
memilih
sample dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia,
sehingga keterwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan.
Keuntungannya ialah unit-unit yang terakhir dipilih dapat dipilih
sehingga mereka mempunyai banayak kemiripan. Kerugiannya ialah
memunculkan keanekargaman dan bias estimasi terhadap populasi dan sample
yang dipilihnya.
h.2. Kesesuaian (Convenience):
Memilih
unit-unit analisa dengan cara yang dianggap sesuai oleh peneliti.
Keuntungannya ialah dapat dilakukan dengan cepat dan murah. Kelemahannya
ialah mengandung sejumlah kesalahan sistematik dan varaibel-variabel
yang tidak diketahui
h.3. Teknik Bola Salju (Snowball)
Memilih
unit-unit yang mempunyai karakterisitik langka dan unit-unit tambahan
yang ditunjukkan oleh responden sebelumnya. Keuntungannya ialah hanya
digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Kelemahannya ialah
keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat di sample
yang sudah dipilih.
2. Jenis - jenis Desain Penelitian
Pengelompokkan
design penelitian yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena
masing-masing ahli mengelompokkan jenis design penelitian sesuai dengan
kondisi ilmuwan itu sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian menjadi lima, yaitu :
· Percobaan dengan control
· Studi (belajar)
· Survey (pengamatan)
· Investigasi (meneliti)
· Penelitian tindakan
Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :
· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control
· Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control
· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok
· Studi “ Sesudah Saja” tanpa control
· Percobaan ex post facto
Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi enam kenis, yaitu :
· Design untuk penelitian yang ada control
· Design untuk studi deskriptif dan analitis
· Design untuk studi lapangan
· Design untuk studi dengan dimensi waktu
· Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
· Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder
BAB 3 Desain Penelitian
Reviewed by fathurohman-blog
on
21.22
Rating:
Tidak ada komentar: